HERBARIUM
Herbarium
adalah merupakan sebuah institusi sokongan utama bagi penyelidikan berasaskan
tumbuhan dan menjadi pusat penyimpanan dan rujukan taksonomi spesies-spesies
yang menjadi sasaran penyelidikan sesebuah institusi.
Spesimen
yang telah diawet dan dicamkan dengan baik menjadi bahan rujukan untuk
digunakan sebagai perbandingan kepada sampel tumbuhan yang dibawa ke herbarium
untuk dicamkan. Ia juga berperanan sebagai entiti rujukan dan penyelidikan
tumbuhan. Spesimen herbarium turut menjadi bahan bukti kepada kaedah penamaan
sains dan pengecaman yang digunakan dalam sesebuah penerbitan saintifik.
Pada
masa dahulu, herbarium biasanya merujuk kepada koleksi tumbuhan berdasarkan
koleksi seseorang pengumpul. la menjadi koleksi penting apabila pengumpul
tersebut merupakan ahli taksonomi yang terkenal dan menjadi pengasas kepada
rujukan Flora sesuatu kawasan. Koleksi ini kemudiannya digabungkan bersama
koleksi para pengumpul yang lain dan hari ini, spesimen-spesimen ini disimpan
sebagai sebahagian koleksi herbarium-herbarium yang ternama di dunia.
Herbarium
Kepong merupakan herbarium terbesar dan tertua di Malaysia,
dipertanggungjawabkan dalam kepakaran dan kefahaman mengenai komuniti
tumbuh-tumbuhan mewakili hampir keseluruhan spesies tumbuhan yang terdapat di
Malaysia dan kawasan rantau sekitarnya. Ia menyimpan koleksi lama yang
bersejarah dan amat berharga serta mewakili spesies yang belum pernah dijumpai,
spesies yang jarang dijumpai dan spesies yang hampir pupus di negara ini.
Koleksi
Herbarium Kepong dan bahan-bahan rujukan yang tersimpan menjadi nadi tarikan
para penyelidik dalam dan luar negara menjalankan penyelidikan sains botani,
ekologi, etnobotani, hortikultur, dan landskap.
Herbarium-herbarium
yang baru biasanya dibina sebagai sumber rujukan institusi penyelidikan atau
universiti-universiti tempatan yang memerlukan sumber tumbuhan tertentu untuk
tujuan rujukan di peringkat kebangsaan, pengajaran atau pendidikan.
Contoh herbarium kering (awetan kering)
contoh herbarium basah (awetan basah)
A. BATASAN
DAN KEGUNAAN HERBARIUM
Herbarium
adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran
kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang
rinci serta disipan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan
dimana herbarium itu disimpan.
Herbarium
sangat penting untuk digunakan dalam pekerjaan taksonomi. Herbarium terdiri
dari koleksi kering dan koleksi basah. Koleksi basah tidak dipres dan merupakan
spesimen-spesimen hidup yang dipelihara dengan baik. Tiap-tiap specimen
digunakan untuk mengidentifikasi specimen-spesimen baru yang tidak diketahui
namanya. Prosesnya dengan cara membandingkan antara tanaman yang ingin
diketahui namanya dengan specimen yang suda diketahui namanya yang ada pada
tempat-tempat penyimpanan herbarium atau untuk mempelajari morfologi paku
(serbuk sari).
Indonesia
memiliki banyak kebun-kebun botani seperti yang ada di kebun raya Bogor, kebun
Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, kebun raya, dan Kebun Raya Bali maupun yang ada
di Riau,Nusa Tenggara dan Kalimantan. akhir-kahir ini kebun raya mengarah ke
penelitian-penelitian yang cenderung berhubungan dengan material hidup. Untuk
alasan ini kebun-kebun botani (kebun raya) bahkan lebih berguna daripada
herbarium. Tetapi manfaat herbarium ini dapat dipertimbangkan pula.
Kebun botani
memiliki empat kegunaan utama yaitu:
1. Proyek
riset taksonomi
2. Tempat
pendidikan
3. Persediaan
material
4. Perlindungan
Sebuah
herbarium dapat memberikan empat layanan utama yaitu:
1. Mengidentifikasi
bahan percobaan
2. Dasar
untuk penelitian dan persiapan flora, monogafi dan revisi
3. Pengajaran
4. Pengamatan
bahan bukti percobaan
Kegiatan
botani sistematika pada awalnya meneliti tumbuhan-tumbuhan yang termasuk herba.
Herba merupakan tumbuhan yang berbatang rendah dekat dengan permukaan tanah,
lunak, berair, dan jaringan kayunya sangat sedikit. Kegiatan ini bertujuan
untuk pengobatan.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai oleh Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Pengaruh Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Dengan ditemukan cara pengepresan, pengeringan, dan pengawetan specimen tumbuhan, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan dalam jangaka waktu yang lama, sebagai contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden. Selain di Bogor Indonesia, banyak tempat penyimpanan specimen-spesimen yang diawetkan antara lain di Singapura, Philipina, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan lainnya.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai oleh Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Pengaruh Linnaeus ini mempunyai arti sebagaimana yang dipergunakan orang sampai saat ini. Dengan ditemukan cara pengepresan, pengeringan, dan pengawetan specimen tumbuhan, sehingga memungkinkan untuk disimpan dalam waktu yang lama. Pemeliharaan yang hati-hati dapat tahan dalam jangaka waktu yang lama, sebagai contohnya herbarium dari Ghini (1519-1559) dan Caesalpino (1519-1576) masih ada sampai sekarang di herbarium Leiden. Selain di Bogor Indonesia, banyak tempat penyimpanan specimen-spesimen yang diawetkan antara lain di Singapura, Philipina, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan lainnya.
Herbarium
tidak hanya sekedar specimen tumbuhan yang diawetkan, namun dapat digunakan
sebagai kegiatan botani lainnya seperti sebagi sumber dasar untuk ahli
taksonomi dan ilmu lain yang memerlukan informasi dasar. Herbarium adalah suatu
museum sehingga dapat digunakan sebagai pusat penelitian , pengajaran dan pusat
infornasi untuk masyarakat umum. Specimen-spesimen herbarium ini dapat
emmberikan macam-macam informasi, namun tergantung kelengkapan data dan asal
usul materialnya.
B. PERALATAN
DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PEMBUATAN HERBARIUM
1. Gunting
untuk tanaman
2. Pisau
3. Garpu
tanah atau cetok
4. Kantung
plastik bermacam ukuran
5. Buku
kecil untuk catatan lapangan
6. Label
7. Etiket
gantung
8. Pensil
hitam
9. Spidol
10. Kaca
pembesar
11. Altimeter
12. Kertas herbarium
ukuran 29cmx 43cm
13. Pengepres
(sasah)
14. Kertas
Koran
15. Formaldehid
4%
16. Etil
alcohol 70%
17. Sublimat
18. Asam cuka
19. Kupri
sulfat
20. Akuades
C. CARA
MENGOLEKSI
Cara koleksi
tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti herba atau semak dapat
dikoleksi secara menyeluh. Sedangkan cara mengoleksi pohon-pohon yang tinggi,
liana dan epifit yakni dengan mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman
tersebut yang diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada pengoleksian
idealnya harus berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah,
biji dan sebagainya.
Dalam
pengumpulan tumbuhan dilapangan harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tumbuhan
yang dibuat herbarim diusahakan selengkap mungkin dan terutama tumbuhan yang
sedang berbunga atau yang sedang berbuah. Kumpulkan tanaman dari lapangan
kedalan vaskulum atau masukkan diantara kertas koran.
b. Tumbuhan
diberi etiket gantung dan diberi nomor urut, nama singkatan kolektor, tanggal
pengambilan.
c. Pada
buku koleksi dibuat catatan yang datanya tidak terbawapada specimen yag diambil
: tempat tumbuh, tinggi tempat, keadaan lingkungan, warna, bau, bagian-bagian
dalam tumbuhan (besar populasi), dan lain-lain.
d. Pengeringan
dan Pengawetan
§
Pengeringan
Pengeringan dan pengawetan bertujuan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Pengeringan dan pengawetan specimen dapat dilakukan dengan beberapa cara : oven, pengarangan lampu, diberi bahan kimia atau pengeringan dengan sinar matahari.
Pengeringan dan pengawetan bertujuan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Pengeringan dan pengawetan specimen dapat dilakukan dengan beberapa cara : oven, pengarangan lampu, diberi bahan kimia atau pengeringan dengan sinar matahari.
§ Pengawetan
1. Dilapangan
1. Dilapangan
a.
Menggunakan formaldehid (8%)
i.
Ambil botol plastic polietena yang mempunyai ukuran
2,5l
ii. Timbang
250 gr paraformaldehid, tambah 2 sdt heksamin masukkan dalam botol plastik.
iii. Tambah
air mendidih sampai botol penuh.
iv. Biarkan
larutan itu selama semalam hingga menjadi formaldehid 8%.
b.
Etil alcohol 75%
2. Di
tempat penyimpanan
Insektisida yang
digunakan selama penyimpanan :
a.
Kontak : gas sianida, paradichlorobenzena (PBD), dan
karbon sulfide
b.
Digestive : garam merkuri dan merkuri klorida.
3. Pengawetan
herbarium kering
Bahan yang sudah
dikeringkan dicelup pada campuran 1000cc alcohol dan 40gr sublimat hingga basah
seluruhnya. Kemudian keringkan lagi hingga kering betul.
4.
Pengawetan herbarium basah
Tumbuhan dicuci hungga
bersih dan masukkan dalam bahan yang terdiri atas campuran 1000cc air suling,
25cc formalin, 1cc asam cuka, dan 15cc merkuri sulfat.
e.
Label
Buku catatan di
lapangan digunakan untuk mengisi label yang digunakan pada specimen herbarium
meliputi :
1.
Nomor koleksi
2.
Nomor spesimen
3.
Suku
4.
Lokasi
5.
Ketinggian
6.
Tanggal
7.
Habitat : meliputi topografi, tanah, air, dan tipe
vegetasi.
8.
Nama daerah
D. SPESIMEN
Spesimen
herbarium ditempatkan pada tempat penyimpanan specimen berupa almari atau rak
herbarium dari besi. Penempatan specimen harus sesuai dengan abjad suku dan
menurut klasifikasi yang ada. Klasifikasi itu diantaranya menurut Bessey,
Bentham, Hooker atau ahli lain.
E. KOLEKSI
KHUSUS
Selain koleksi
umum herbarium juga mempunyai koleksi khusus yaitu seperti koleksi tipe,
koleksi sinoptik untuk pengajaran edentifikasi, koleksi sejarah dan koleksi
hadiah atau koleksi pinjaman.
awetan herbarium basah tidak sesuai dengan gambar yaitu awetan anak sapi. Herba=tumbuhan. awetan basahnya berupa buah, awetan basah pada gambar itu disimpan di museum zoologi bukan herbarium
BalasHapus