OBESITAS
Kegemukan dan
obesitas didefinisikan oleh WHO sebagai akumulasi lemak abnormal atau
berlebihan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan ke individu.
Kegemukan dan
obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk
diabetes, penyakit jantung dan kanker dan sementara itu pernah menjadi masalah
hanya di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas
meningkat secara dramatis kini di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
negara-negara seperti sekarang menghadapi "beban ganda" dari
penyakit, untuk sementara mereka terus berhubungan dengan masalah penyakit
menular dan kurang gizi, mereka juga mengalami kenaikan pesat dalam faktor
risiko penyakit kronis seperti obesitas dan kelebihan berat badan, terutama di
perkotaan.
Di bawah-gizi
dan obesitas sering ada sisi-by-side dalam negara yang sama, komunitas yang
sama dan bahkan di dalam rumah tangga yang sama dan ini beban ganda disebabkan
oleh nutrisi yang tidak memadai pra-natal, bayi dan anak yang diikuti oleh
paparan tinggi lemak , padat energi, mikronutrien miskin makanan dan kurangnya
aktivitas fisik.
Obesitas
digolongkan menjadi 3 kelompok:
- Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
- Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
- Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang
gemuk).
Konsekuensi dan Risiko Kesehatan
Obesitas adalah
perhatian karena implikasinya bagi kesehatan individu karena meningkatkan
risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan termasuk:
- Penyakit jantung koroner
- Diabetes tipe 2
- Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
- Pukulan
- Hati dan penyakit Kandung empedu
- Masalah tidur apnea dan pernapasan
- Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
- dan masalah Ginekologi (menstruasi abnormal, infertilitas).
Kondisi ini
dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi kepada kematian prematur dan cacat
substansial.
Penyakit
kardiovaskular - terutama penyakit jantung dan stroke - sudah nomor satu di
dunia penyebab kematian, menewaskan 17 juta orang setiap tahun dan diabetes
telah dengan cepat menjadi epidemi global - menurut WHO proyeksi kematian
diabetes akan meningkat lebih dari 50% di seluruh dunia dalam 10 tahun
berikutnya.
Kondisi
kesehatan kurang umum yang terkait dengan peningkatan berat badan termasuk
asma, steatosis hepatik dan apnea tidur.
Mengukur Obesitas
Ukuran populasi
mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI) yang merupakan indeks sederhana
dari berat badan-tinggi untuk-yang umum digunakan dalam mengklasifikasikan
kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi orang dewasa dan individu -
berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam
meter (kg/m2). BMI menyediakan pengukuran tingkat populasi yang paling berguna
dari kelebihan berat badan dan obesitas sebagai itu adalah sama untuk kedua
jenis kelamin dan untuk semua usia dewasa, tetapi itu hanyalah panduan kasar
karena mungkin tidak sesuai dengan derajat yang sama kegemukan pada individu
yang berbeda.
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang
ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran
lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.
Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan
sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir
dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin
akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan
obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih
baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.
Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan
suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau
seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul.
Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik
yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang
wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio
pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari
0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk
apel.
WHO mendefinisikan orang dewasa yang
memiliki BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan - orang dewasa
yang memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas - BMI di bawah 18,5
dianggap berat badan, dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.
BMI menyediakan patokan untuk penilaian
individu, namun para ahli menduga bahwa risiko penyakit kronis pada populasi
meningkat secara progresif dari BMI 21 ke atas.
TEMPO.CO - Anak obesitas memiliki sentivitas yang kurang terhadap rasa, dibandingkan dengan anak yang memiliki berat badan normal. Anak obesitas kurang mampu membedakan jenis rasa manis, asam, asin, pahit, dan gurih.
"Ini yang menyebabkan anak dengan obesitas makan dalam
jumlah yang lebih banyak untuk mendapatkan sensasi rasa yang sama dengan anak
dengan berat badan normal," ujar Jurnal Archives of Disease in
Childhood, Kamis, 20 September 2012.
Penelitian yang dilakukan di Jerman ini melibatkan 99 anak
dengan obesitas dan 94 anak dengan berat badan normal, dengan batas umur 6-18
tahun. Semua anak-anak ini berada dalam kondisi sehat dan sedang tidak dalam
pengobatan.
Sensitivitas anak-anak ini diuji dengan cara membedakan rasa
yang terdapat dalam 22 strip rasa yang memiliki rasa berbeda. Sebanyak 22 strip
rasa ini tersedia dalam 4 derajat rasa. Sementara 2 strip tanpa rasa juga
diikutsertakan dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian itu didapatkan secara keseluruhan
anak-anak dapat membedakan rasa asin dan manis. Namun mereka sangat sulit
membedakan rasa asin dam asam, serta rasa asin dan gurih. Anak perempuan dan
anak perempuan berusia lebih tua lebih baik dalam membedakan rasa.
Sementara itu, anak-anak yang obesitas membutuhkan waktu
yang lebih banyak dan kesulitas mengidentifikasi strip rasa yang diberikan.
"Gen, Hormon dan gaya hidup kami yakini memainkan peran mengapa orang
memiliki persepsi rasa yang berbeda," ujar Dokter Susanna Wiegand dari
Departemen Pediatrik Endokrinologi dan Diabetology, Fakultas Kedokteran,
Universitas Charite, Berlin.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan
sensitivitas rasa yang baik, makan lebih sedikit makanan, dibandingkan mereka
yang kurang sensitif. Fakta ini karena orang yang memiliki sensitivitas yang
tinggi tidak memerlukan makanan sebanyak orang yang tidak sensitif untuk
mendapatkan sensasi rasa yang sama.
Cara Mengatasi Obesitas
1.
Minum
air putih
Banyak Minum Air Putih dan Kurangi Minuman Bersoda yang
mengandung banyak gula (4 kaleng soda per minggu bisa membuat berat badan naik
0,5 kg). Sementara air putih membantu melarutkan lemak dalam tubuh.
2.
Makan
serat
Perbanyak Serat Dari Buah dan Sayuran, yang akan melapisi
dinding usus sehingga Anda akan lebih mudah cepat merasa kenyang.
3.
Hindari
Camilan
Hindari Camilan Padat Kalori. Sudah saatnya Anda tahu bahwa
gula yang terkandung dalam keripik kentang jauh lebih besar dari gula yang
terkandung dalam sepiring nasi.
4.
Keep
Moving
Kalau malas bergabung dalam klub kebugaran, jogging setiap
akhir pekan bisa menjadi pilihan, biasakan menggunakan tangga daripada lift
saat di kantor atau bersepeda ke kantor (bike-to-work) bisa menggantikannya.
5.
Buat
Target
Agar diet Anda semakin bersemangat. Anda perlu membuat
target pencapaian, misalnya bulan ini bisa menurunkan berat badan 2 kg saja.
6.
Ajaklah
Teman/ Pacar
Mereka bisa menjadi penyemangat Anda. Ajak mereka melakukan
pola hidup sehat. Dijamin diet Anda menjadi mengasyikan dan tidak membebani.
7. Diet
Jika berat badan Anda mulai berlebih di atas batas normal,
maka Anda perlu sedikit melakukan diet karbohidrat (nasi, keripik, kentang
goreng), lemak (minyak, makanan yang digoreng, margarin) dan semua makanan yang
diolah memakai gula (sirup, permen dan selai).
8. Pilih Makanan Pengganti
Daripada makan es krim yang berkalori tinggi, lebih baik
pilih yogurt saja untuk camilan sehari-hari Anda. Karena, yogurt mampu
menurunkan kolesterol darah, sehingga kesehatan jantung Anda tetap terjaga.
Yogurt juga menjaga microflora yang berfungsi mencegah
masuknya penyakit ke dalam saluran penceranaan Anda. Cukup mengonsumsi yogurt 1
atau 2 gelas sehari saja sudha cukup membantu Anda mencegah obesitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar