Minggu, 25 November 2012

Obesitas



OBESITAS

Mendefinisikan Obesitas


Kegemukan dan obesitas didefinisikan oleh WHO sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan ke individu.
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker dan sementara itu pernah menjadi masalah hanya di negara berpenghasilan tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas meningkat secara dramatis kini di negara berpenghasilan rendah dan menengah. negara-negara seperti sekarang menghadapi "beban ganda" dari penyakit, untuk sementara mereka terus berhubungan dengan masalah penyakit menular dan kurang gizi, mereka juga mengalami kenaikan pesat dalam faktor risiko penyakit kronis seperti obesitas dan kelebihan berat badan, terutama di perkotaan.
Di bawah-gizi dan obesitas sering ada sisi-by-side dalam negara yang sama, komunitas yang sama dan bahkan di dalam rumah tangga yang sama dan ini beban ganda disebabkan oleh nutrisi yang tidak memadai pra-natal, bayi dan anak yang diikuti oleh paparan tinggi lemak , padat energi, mikronutrien miskin makanan dan kurangnya aktivitas fisik.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
  • Obesitas ringan           : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang          : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat                         : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan   
                                      sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Konsekuensi dan Risiko Kesehatan 
Obesitas adalah perhatian karena implikasinya bagi kesehatan individu karena meningkatkan risiko banyak penyakit dan kondisi kesehatan termasuk:
  • Penyakit jantung koroner
  • Diabetes tipe 2
  • Kanker (endometrium, payudara, dan usus besar)
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Dislipidemia (misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi)
  • Pukulan
  • Hati dan penyakit Kandung empedu
  • Masalah tidur apnea dan pernapasan
  • Osteoarthritis (degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi)
  • dan masalah Ginekologi (menstruasi abnormal, infertilitas).
Kondisi ini dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi kepada kematian prematur dan cacat substansial.
Penyakit kardiovaskular - terutama penyakit jantung dan stroke - sudah nomor satu di dunia penyebab kematian, menewaskan 17 juta orang setiap tahun dan diabetes telah dengan cepat menjadi epidemi global - menurut WHO proyeksi kematian diabetes akan meningkat lebih dari 50% di seluruh dunia dalam 10 tahun berikutnya.
Kondisi kesehatan kurang umum yang terkait dengan peningkatan berat badan termasuk asma, steatosis hepatik dan apnea tidur. 

Mengukur Obesitas
Ukuran populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI) yang merupakan indeks sederhana dari berat badan-tinggi untuk-yang umum digunakan dalam mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi orang dewasa dan individu - berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). BMI menyediakan pengukuran tingkat populasi yang paling berguna dari kelebihan berat badan dan obesitas sebagai itu adalah sama untuk kedua jenis kelamin dan untuk semua usia dewasa, tetapi itu hanyalah panduan kasar karena mungkin tidak sesuai dengan derajat yang sama kegemukan pada individu yang berbeda.
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.
Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel.

WHO mendefinisikan orang dewasa yang memiliki BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan - orang dewasa yang memiliki BMI 30 atau lebih tinggi dianggap obesitas - BMI di bawah 18,5 dianggap berat badan, dan antara 18,5-24,9 berat badan yang sehat.
BMI menyediakan patokan untuk penilaian individu, namun para ahli menduga bahwa risiko penyakit kronis pada populasi meningkat secara progresif dari BMI 21 ke atas. 

Anak Obesitas Tidak Sensitif Terhadap Rasa


TEMPO.CO  -  Anak obesitas memiliki sentivitas yang kurang terhadap rasa, dibandingkan dengan anak yang memiliki berat badan normal. Anak obesitas kurang mampu membedakan jenis rasa manis, asam, asin, pahit, dan gurih.
"Ini yang menyebabkan anak dengan obesitas makan dalam jumlah yang lebih banyak untuk mendapatkan sensasi rasa yang sama dengan anak dengan berat badan normal," ujar Jurnal Archives of Disease in Childhood, Kamis, 20 September 2012.
Penelitian yang dilakukan di Jerman ini melibatkan 99 anak dengan obesitas dan 94 anak dengan berat badan normal, dengan batas umur 6-18 tahun. Semua anak-anak ini berada dalam kondisi sehat dan sedang tidak dalam pengobatan.
Sensitivitas anak-anak ini diuji dengan cara membedakan rasa yang terdapat dalam 22 strip rasa yang memiliki rasa berbeda. Sebanyak 22 strip rasa ini tersedia dalam 4 derajat rasa. Sementara 2 strip tanpa rasa juga diikutsertakan dalam penelitian ini.
Dari hasil penelitian itu didapatkan secara keseluruhan anak-anak dapat membedakan rasa asin dan manis. Namun mereka sangat sulit membedakan rasa asin dam asam, serta rasa asin dan gurih. Anak perempuan dan anak perempuan berusia lebih tua lebih baik dalam membedakan rasa.
Sementara itu, anak-anak yang obesitas membutuhkan waktu yang lebih banyak dan kesulitas mengidentifikasi strip rasa yang diberikan. "Gen, Hormon dan gaya hidup kami yakini memainkan peran mengapa orang memiliki persepsi rasa yang berbeda," ujar Dokter Susanna Wiegand dari Departemen Pediatrik Endokrinologi dan Diabetology, Fakultas Kedokteran, Universitas Charite, Berlin.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan sensitivitas rasa yang baik, makan lebih sedikit makanan, dibandingkan mereka yang kurang sensitif. Fakta ini karena orang yang memiliki sensitivitas yang tinggi tidak memerlukan makanan sebanyak orang yang tidak sensitif untuk mendapatkan sensasi rasa yang sama.

Cara Mengatasi Obesitas
            1.      Minum air putih
Banyak Minum Air Putih dan Kurangi Minuman Bersoda yang mengandung banyak gula (4 kaleng soda per minggu bisa membuat berat badan naik 0,5 kg). Sementara air putih membantu melarutkan lemak dalam tubuh.
             2.      Makan serat
Perbanyak Serat Dari Buah dan Sayuran, yang akan melapisi dinding usus sehingga Anda akan lebih mudah cepat merasa kenyang.
             3.      Hindari Camilan
Hindari Camilan Padat Kalori. Sudah saatnya Anda tahu bahwa gula yang terkandung dalam keripik kentang jauh lebih besar dari gula yang terkandung dalam sepiring nasi.
             4.      Keep Moving
Kalau malas bergabung dalam klub kebugaran, jogging setiap akhir pekan bisa menjadi pilihan, biasakan menggunakan tangga daripada lift saat di kantor atau bersepeda ke kantor (bike-to-work) bisa menggantikannya.
             5.      Buat Target
Agar diet Anda semakin bersemangat. Anda perlu membuat target pencapaian, misalnya bulan ini bisa menurunkan berat badan 2 kg saja.
             6.      Ajaklah Teman/ Pacar
Mereka bisa menjadi penyemangat Anda. Ajak mereka melakukan pola hidup sehat. Dijamin diet Anda menjadi mengasyikan dan tidak membebani.
7.  Diet
Jika berat badan Anda mulai berlebih di atas batas normal, maka Anda perlu sedikit melakukan diet karbohidrat (nasi, keripik, kentang goreng), lemak (minyak, makanan yang digoreng, margarin) dan semua makanan yang diolah memakai gula (sirup, permen dan selai).
8.    Pilih Makanan Pengganti
Daripada makan es krim yang berkalori tinggi, lebih baik pilih yogurt saja untuk camilan sehari-hari Anda. Karena, yogurt mampu menurunkan kolesterol darah, sehingga kesehatan jantung Anda tetap terjaga.
Yogurt juga menjaga microflora yang berfungsi mencegah masuknya penyakit ke dalam saluran penceranaan Anda. Cukup mengonsumsi yogurt 1 atau 2 gelas sehari saja sudha cukup membantu Anda mencegah obesitas.

Senin, 19 November 2012

Menguap



MENGUAP ITU MENULAR (?)


Tanpa disadari seringkali saat melihat orang lain menguap akan ikut-ikutan menguap. Bukan karena latah kalau yang melihat ikutan menguap, karena menguap memang bisa menular. Menguap adalah tindakan refleks yang terjadi pada semua orang, biasanya dilakukan untuk menghirup udara dalam jumlah banyak dan diikuti dengan pernapasan.
Tindakan refleks ini seringkali dikaitkan dengan stres, kelelahan, terlalu banyak kerjaan, kebosanan dan mengantuk. Menguap juga bisa terjadi bila ada kelebihan karbondioksida atau kelangkaan oksigen dalam aliran darah.
Menguap akan terus kita lakukan secara spontan sepanjang hidup kita. Bahkan, sejak janin kita sudah mulai menguap dalam rahim tepatnya pada minggu ke-11 setelah pembuahan. Bukan cuma kita, hampir semua hewan vertebrata juga dapat menguap, termasuk juga ular dan kadal. Namun menguap yang menular hanya terjadi pada manusia, simpanse dan mungkin juga anjing yang telah terbukti melakukannya.

                                        menguap juga dapat menular dari menusia ke anjing

Jika anda melihat seseorang menguap, rasanya hampir tidak mungkin mencoba menahan untuk tidak ikut menguap. Dahulu para ilmuwan menganggap bahwa menguap hanya dilakukan seseorang untuk memaksimalkan pemasukan oksigen ketika tubuh orang tersebut sedang kekurangan pasokan oksigen seperti ketika mengantuk dan akan beranjak tidur. Namun teori ini tampaknya perlu mendapat revisi karena penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kita juga dapat secara spontan ikut menguap ketika melihat orang lain yang sedang menguap walaupun kita sedang dalam keadaan yang tidak kekurangan oksigen. Awalnya, para ilmuwan sendiri masih tidak dapat menjelaskan dengan pasti alasan mengapa kita menguap ketika melihat orang lain menguap. Namun, sekarang sebuah studi terbaru sudah dapat menjelaskan mengapa menguap dapat menular dengan pengaruh yang sangat kuat.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ikut menguap ketika orang lain sedang menguap adalah tanda empati dan merupakan bentuk ikatan sosial. Karena penularan emosi tampaknya telah menjadi insting utama yang mengikat seseorang dengan yang lainnya. Sehingga tampaknya menguap mungkin juga merupakan bagian dari hal tersebut. Seperti kita akan ikut tertawa dan menangis ketika sahabat kita melakukannya, menguap juga menular dengan cara yang serupa. Para ilmuwan telah berteori bahwa menguap yang menular adalah pengalaman bersama yang akan meningkatkan ikatan sosial. Secara khusus, dapat menyebarkan dan saling berbagi rasa stres atau rasa tenang pada suatu kelompok.
Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak tidak mengembangkan perilaku ini (ikut menguap ketika melihat orang lain menguap) sampai mereka berusia sekitar empat tahun. Sedangkan anak-anak dengan autisme hanya memiliki kemungkinan 50% untuk dapat menunjukkan prilaku ini dibanding dengan mereka yang normal, bahkan dalam kasus yang paling parah, mereka tidak pernah melakukannya. Oleh karena itu, kini menguap juga dapat membantu dokter dalam mendiagnosa gangguan perkembangan pada anak.
Studi terbaru menunjukkan menguap bukan saja sebagai tanda seseorang ingin tidur. Tapi tujuan menguap untuk mendinginkan otak sehingga dapat beroperasi lebih efisien dan membuat seseorang tetap terjaga.
Tapi kenapa ketika seseorang menguap yang melihatnya juga ikut menguap?
"Kami berpikir penyebab menguap itu menular karena dipicu oleh mekanisme empatik yang berfungsi untuk menjaga kewaspadaan kelompok. Karenanya menguap adalah tanda empati," ujar seorang peneliti Dr Gordon Gallup, seperti dikutip dari BBCNews, Kamis (8/4/2010).
Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentu. Ketika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat oang lain menguap.
Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Karenanya menguap sering dianggap sebagai cabang dari impuls (gerakan) tiruan yang sama. Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap.
Semakin kuat seseorang ingin menguap, maka semakin kuat aktivasi dari bagian otak periamygdalar kiri. Hasil temuan ini merupakan tanda neurofisiologis pertama yang mengungkapkan bahwa menguap bisa menular. Daerah periamygdalar adalah zona yang terletak di samping amigdala dan struktur bentuknya seperti kacang almond yang terletak jauh di dalam otak.
Aktivasi beberapa bahan kimia yang ditemukan di otak, misalnya, serotonin, dopamin, glutamin, asam glutamat dan oksida nitrat, dapat pula meningkatkan frekuensi menguap. Sedangkan beberapa bahan kimia lain seperti endorfin justru bisa mengurangi frekuensi menguap.
Jika seseorang menguap, maka ada tahapan yang terjadi adalah:
1.             Dimulai dengan mulut terbuka
2.            Rahang bergerak ke bawah
3.            Memaksimumkan udara yang mungkin dapat diambil ke dalam paru-paru
4.            Menghirup udara
5.            Otot-otot perut berkontraksi
6.            Diafragma didorong ke bawah paru-paru
7.            Terakhir beberapa udara ditiupkan kembali.
Beberapa studi menunjukkan manfaat dari menguap yaitu dapat menstabilkan tekanan di kedua sisi gendang telinga atau mirip dengan peregangan, melenturkan otot dan sendi pada tubuh serta meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.
Metrotvnews.com, Jakarta: Para ilmuan tertarik pada fenomena menguap yang menular. Penelitian terbaru menunjukkan menguap yang menular adalah bentuk empati sosial. Hal itu membantu orang untuk berinteraksi satu sama lain.
Versi ini terbukti oleh fakta bahwa anak-anak menunjukkan tindakan menguap yang menular pada usia empat sampai lima tahun. Hal ini terjadi bersamaan dengan pengembangan kemampuan untuk menginterpretasi emosi orang lain. Akan tetapi, belum jelas apa yang menentukan menguap bisa ditularkan kepada orang lain.
Peneliti dari University of Pisa telah menganalisa 480 tindakan menguap yang melibatkan 109 relawan. Mereka tinggal di belahan bumi yang berbeda: Amerika Utara, Asia, Afrika, dan Eropa. Hasil penelitian tersebut membenarkan teori yang ada.
Reaksi orang untuk menguap sangat menunjukkan hubungan antara kelompok orang yang berbeda. Menguap yang paling menular adalah antara anggota keluarga. Mereka menyebabkan keinginan setengah dari relawan untuk menguap.
Kategori ini diikuti oleh teman-teman. Ketika menguap, langsung direspon hampir dari setengah relawan. Keinginan yang sama untuk menguap jika hubungan sosialnya hanya dalam konteks saling mengenal terjadi pada satu dari delapan orang. Sedangkan menguap yang ditularkan orang asing hanya terjadi pada satu dari sepuluh orang.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa butuh waktu yang lebih lama untuk menularkan tindakan menguap pada orang asing, dibandingkan dengan orang-orang yang kita kenal baik.
Referensi

Selasa, 13 November 2012

Flu

Penyakit Flu

Flu disebabkan karena daya tahan tubuh kita yang lemah terhadap serangan virus influenza. Daya tahan tubuh manusia secara alamiah akan melemah di waktu musim hujan, dimana matahari tidak bersinar setiap hari. Mengapa kurangnya sinar matahari menyebabkan daya tahan tubuh lemah? Sinar matahari merupakan sumber dari Vitamin D, sering disebut juga sebagai “Sunshine Vitamin”. Kegunaan vitamin D dalam kehidupan manusia sangat besar, diantaranya adalah menjaga daya tahan tubuh optimal, membantu pembentukan tulang yang kuat, mencegah penyakit berbahaya, dan lain sebagainya. Berkurangnya sinar matahari di musim hujan memberikan efek yang kurang menguntungkan tubuh karena kandungan vitamin D dalam tubuhpun berkurang.
Selama ini kita hanya mengetahui bahwa vitamin C lah yang akan membantu mencegah dan meringankan gejala Flu. Memang benar bahwa vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh, namun Vitamin D merupakan nutrisi yang lebih berkhasiat meningkatkan sistem daya tahan tubuh secara alamiah. Jadi itulah sebabnya mengapa saat musim hujan maka penyakit flu pun berdatangan.

Pencegahan Penyakit Flu
Cara terbaik mencegah dan mempercepat penyembuhan bila anda terserang flu adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anda (immune system) dimana daya tahan tubuh sendirilah yang akan melawan virus flu tersebut sampai tuntas. Tips – tips mencegah dan mempercepat penyembuhan flu diantaranya:
  • Berjemur 10-20 menit di pagi hari (sebelum jam 10 pagi).
  • Bilamana tidak ada matahari, seperti di musim hujan, mengkonsumsi suplemen Vitamin D alamiah. (Untuk anak-anak bisa dengan dosis 400 IU, untuk dewasa 2.000 IU sampai 5.000 IU)
  • Konsumsi sayuran dan buah-buahan segar, sebaiknya sayur tidak dimasak (dibuat salad) untuk mendapatkan enzimnya yang sangat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Karena setelah dimasak, biasanya enzim2 penting yang terdapat dalam sayuran sudah hampir hilang semua).
  • Istirahat selama 7 jam sehari.
  • Kelola tingkat stress anda, semakin anda stress, semakin lemah daya tahan tubuh anda.
  • Olahraga teratur.
  • Kurangi asupan gula dan karbohidrat, dan ganti dengan asupan protein, seperti sup ayam hangat, yang kaya akan nutrisi asam amino cysteine, sangat bermanfaat untuk meringankan hidung tersumbat dan mengurangi produksi lendir karena flu.
  • Hindari pemakaian obat-obat kimiawi dan antibiotik.
  • Hindari penyuntikan vaksin flu supaya virus flu dalam tubuh tidak bertambah kuat.
  • Bilamana gejala flu sudah sangat parah, seperti demam diatas 38.9 derajat Celcius, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.
·         Cuaca yang berubah-ubah belakangan ini membuat kondisi tubuh menurun. Makan makanan yang bergizi ternyata tak lantas membuat tubuh jadi kebal terhadap penyakit, khususnya flu. Tambahan asupan buah-buahan dalam makanan sehari-hari bisa membantu tubuh menangkal flu yang akan menyerang.
·         Pasalnya, buah-buahan dapat membantu tubuh melawan virus dan bakteri yang menyerang tubuh apalagi di musim penghujan seperti ini. “Vitamin yang terdapat dalam buah menjaga kekebalan tubuh pada level yang tinggi, sehingga tubuh tak lekas rentan terhadap flu dan demam,” ujar Amy Howell, Ph.D, seorang ilmuwan di Rutgers University. Buah juga menurunkan resiko terserangnya penyakit jantung dan kanker. Nah, berikut ini adalah 5 jenis buah-buahan yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda:
1.      Apel
Sudah tak diragukan lagi kalau buah apel merupakan salah satu sumber antioksidant yang cukup populer saat ini. Antioksidan yang terkandung dalam satu buah apel sama dengan 1500mg vitamin C. Selain itu, buah apel juga sarat akan flavanoid protective yang sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya serangan jantung dan juga kanker.
2.      Pepaya
Dengan 250% RDA dari vitamin C yang terdapat dalam buah pepaya ternyata dapat menghindarkan sistem tubuh Anda dari demam. Kandungan beta-caroten, vitamin C dan juga vitamin E dalam pepaya mengurangi peradangan yang terjadi di dalam tubuh dan mengurangi timbulnya asma.
3.      Cranberries
Cranberries mengandung antioksidan yang cukup tinggi melebihi buah dan sayur pada umumnya. Satu sajian cranberrie memiliki kandungan antioksidan 5 kali lebih banyak dibandingkan brokoli. Cranberi merupakan probiotic alami yang membantu memperbanyak bakteri baik dalam tubuh dan melindungi nya dari penyakit yang terbawa dari makanan.
4.      Jeruk Bali
Jeruk Bali sarat akan vitamin C, selain itu jeruk Bali mengandung senyawa alami yang disebut Limonoids yang bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol. Jenis jeruk bali merah adalah sumber yang sangat potensial untuk melawan kanker karena kandungan lycopennya.
5.      Pisang
Pisang menjadi salah satu sumber vitamin B6 tertinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Pisang bisa mengurangi rasa letih, depresi, stres, dan insomnia(sulit tidur). Kandungan magnesium nya yang tinggi menjaga agar tulang kuat. Sedangkan potasium membantu mencegah serangan jantung dan tekanan darah tinggi.

Macam- Macam Flu
      1.      FLU SINGAPUR
Flu jenis ini sempat menggemparkan dunia beberapa tahun lalu. Padahal
penyakit yang sering disebut dengan HFMD (Hand-Foot and Mouth Disease) atau
Penyakit mulut, kaki dan tangan (MKT) ini sebenarnya merupakan penyakit kulit.
Kalaupun orang menyebutnya sebagai penyakit flu, tak lain karena gejala
penyakitnya hampir sama dengan influenza. Penyakit yang disebabkan virus
Coxsackie 16 ini sebenarnya merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak dan
bayi. Terlebih karena virus ini bisa menyerang sepanjang tahun.
Selama 1-2 hari pertama ditandai dengan suhu badan meninggi, batuk pilek,
mual-mual, dan tak nafsu makan. Kemudian muncul gejala bintil-bintil atau
visikel seperti cacar air di daerah tangan, kaki, dan selaput mukosa mulut
serupa sariawan. Bintil dan lepuhan berisi cairan bening yang mengandung virus
ini sangat mudah menular, baik lewat percikan ludah saat bersin, sentuhan
dengan bagian tubuh yang berbintil tadi ataupun penggunaan kebutuhan rumah
tangga secara bersama seperti handuk.
      2.      FLU HONG KONG (Flu Burung)
Disebut juga dengan flu burung (avian flu) yang muncul sekitar Maret 1997.
Jenis flu ini awalnya menyerang unggas di Hong Kong. Namun 2 bulan kemudian
juga menyerang seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun di Kowloon yang akhirnya
meninggal. Setelah diteliti, ternyata penyebabnya tak lain adalah virus flu
burung tersebut. Di akhir tahun 1997 muncul pula infeksi dengan komplikasi
berat seperti pneumonia dan ensefalitis (radang selaput otak). Kalau tidak
segera ditangani, infeksi ini bisa berakibat fatal. Pemerintah Hong Kong
akhirnya memutuskan untuk melakukan pemberantasan besar-besaran dengan
memusnahkan semua unggas yang dijualbelikan di pasaran.
      3.      FLU BABI
Ditilik dari namanya, virus penyebab flu yang juga disebut sebagai swine flu
ini berasal dari babi. Sumber penyebarannya diperkirakan berasal dari sebuah
tanah pertanian di daerah Midwest, AS, tanah peternakan babi. Banyak ahli
memang percaya bahwa sebelum sampai di tubuh manusia, semua gen virus flu
memiliki tempat-tempat persinggahan sebagai vektor penyebarannya. Salah satunya
yakni melalui hewan.
      4.      FLU TULANG
Umumnya semua gejala flu/selesma atau common cold muncul karena infeksi
berbagai jenis virus. Dari sekian banyak virus penyebab flu, ada yang
menghasilkan toksin/zat racun bagi tubuh. Zat racun ini kemudian menyebabkan
berbagai gangguan fungsi pada sistem tubuh individu yang terkena. Di antaranya
pada sistem otot rangka. Selain membuat tubuh yang bersangkutan memberikan
reaksi radang, di antaranya berupa demam dan nyeri otot dan tulang serta
memunculkan warna kemerahan pada mukosa yang mengindikasikan melebarnya
pembuluh kapiler di bawahnya. Berdasarkan gejala itulah, beredar istilah flu
tulang.
      5.      FLU PERUT
Seperti telah dikatakan, toksin yang dihasilkan oleh virus penyebab flu tadi
akan menyebabkan berbagai gangguan. Termasuk gangguan terhadap fungsi sistem
pencernaan yang antara lain ditunjukkan melalui gejala mual, muntah, diare dan
mulas. Atau bisa pula mengganggu fungsi usus, hingga pencernaan jadi tidak
sempurna dan menghasilkan banyak gas. Gejala-gejala tersebut belakangan sering
disebut sebagai flu perut.